inside

inside
FUN

Jumat, 21 Januari 2011


Munging banyak dari pembaca yang sudah mendengar tentang legenda monster danau Loch Ness, dan akan sangat biasa sekali jika Dunia Cryptozoology membahas tentang Loch Ness. Namun bagaimanapun misteri monster Loch Ness tetap menjadi sesuatu yang menarik untuk dibahas. Monster Rakasa Loch Ness adalah hewan misterius yang masih belum bisa diidentifikasikan hingga saat ini, monster ini menghuni danau Loch Ness di Skotlandia, danau air tawar yang paling produktif di Inggris. Bersamaan dengan fenomena Bigfoot dan Yeti, Monster Loch Ness adalah salah satu misteri paling terkenal dalam dunia cryptozoology. Kebanyakan ilmuwan dan para ahli lainnya menemukan bukti-bukti saat ini tidak mendukung keberadaan makhluk Loch Ness, dan menganggap penampakan sesekali sebagai hoax (penipuan) atau salah identifikasi suatu mahluk atau hanya fenomena alam belaka. Namun, kepercayaan dan legenda tentang monster Loch Ness terus berlanjut di seluruh dunia.
Kesimpulan dari sebagian ilmuwan dan ahli Cryptozoology menganggap Nessie adalah binatang prasejarah dari spesies Plesiosaurus, reptil air berleher panjang yang telah punah selama jaman Jurrasic. Pendukung teori Plesiosaurus mengutip kemungkinannya spesies Plesiosaurus masih ada walaupun hanya sedikit karena di dukung bukti kelangsungan hidup ikan yang disebut coelacanth, yang seharusnya punah bersama dengan Plesiosaurus dan merupakan makanan bagi Plesiosaurus, yang ditemukan di lepas pantai Madagaskar pada tahun 1938. Di sisi lain, ilmu pengetahuan tidak menawarkan alasan yang masuk akal mengapa hewan semacam itu bisa ada di Loch Ness. Selain dari kepunahan yang tampak jelas, Kemungkinan Plesiosaurus masuk dalam spesies reptil berdarah dingin yang membutuhkan perairan tropis yang hangat, sedangkan suhu rata-rata danau Loch Ness hanya sekitar 5,5 ° C (42 ° F). Bahkan jika plesiosaurus yang berdarah panas (seperti dinosaurus) hidup di Loch Ness, mereka akan membutuhkan pasokan makanan yang besar untuk mempertahankan tingkat aktivitas yang diperlukan untuk hewan berdarah panas. Selain itu, tidak ada bukti substantif dalam struktur tulang fosil plesiosaurus yang menunjukkan kemampuan sonar (mirip dengan yang dimiliki oleh lumba-lumba dan paus). Sistem semacam itu diperlukan di danau, terutama di danau yang gelap sebagai sensor aktivitas gerak.

Pada bulan Oktober 2006, Leslie Noe Museum Sedgwick di Cambridge menunjukkan bahwa, " Struktur tulang leher seekor Plesiosaurus tidak memungkinkan mengangkat kepalanya keluar air seperti angsa, mereka tidak memiliki struktur tulang leher yang fleksibel ", Teori ini jelas mematahkan anggapan kemungkinan bahwa Nessie adalah Plesiosaurus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar